Menjejak Bumi Jepang

Hari pertama: Rabu, 3 Maret 2010. 20.40: Pesawat yang saya naiki, Boeing 777-300 milik Cathay Airways bernomor CX 502 dari Hong Kong mendarat di lapangan terbang internasional Kansai, Osaka, Jepang.

Bandara ini unik karena terletak di sebuah pulau kecil dan tersambung dengan jalan mobil dan kereta menuju mainland. Cuaca agak hangat, mungkin karena did lm airport, jadi dibikin lebih hangat dari cuaca luar.

Saya langsung menuju check-point imigrasi dimana mereka akan mengambil kartu kedatangan imigrasi yang sudah harus diisi terlbih dahulu. Kartu itu bisa didapat di pesawat dan juga tersedia di airport sebelum sampai ke checkpoint imigrasi. Di checkpoint imigrasi mereka akan merekam cap jari telunjuk kita (kanan dan kiri) serta mengambil foto wajah kita secara langsung. Proses di imigrasi tidak lama, kurang dari 10 menit, dan dari situ langsung menuju tempat pengambilan bagasi.

Setelah mengambil bagasi saya menuju tempat pengecekan bea dan cukai. Disitu petugasnya sangat ramah walaupun bahasa inggrisnya agak terbatas. Sambil bertanya-tanya tentang tujuan kedatangan, koper saya dibuka dan hampir semua barang bawaan (selain pakaian) diminta dikeluarkan untuk dicek satu persatu.

Kebetulan saya bawa banyak makanan/bahan makanan khas Malaysia/Indonesia termasuk kopi dan teh tongkat ali, keropok lekor serta tempoyak. Saya berharap banget si petugas itu ngga nanya ttg tempoyak.. kalo sempet ditanya, jangan-jangan tidak dikasih masuk karena ada bau duriannya. Hehe. Tapi untuk menyiasati bau durian itu, saya sudah sebar bubuk kopi di sekelilingnya, jadi yang ada malah bau kopi 🙂 Walhasil, semua dia tanya ‘ini apa, itu apa’ kecuali tempoyak hehe.. Setelah dia puas, semuanya dimasukkan lagi. Untung waktu ngebongkar ngga terlalu berantakan, jadi ngembaliinnya lagi juga tidak susah.

Selesai dari situ saya keluar departure hall. Karena sudah agak malam, jadi tidak terlalu hingar bingar lagi. Saya lihat disitu ada kaunter informasi dan yang pertama kali kutanya adalah dimana bisa ngenet pake wifi free. Mbak-mbak di meja informasi itu menunjuk sebuah tempat yang tidak terlalu jauh yang rupanya memang disediakan untuk Internet center.

Ada meja untuk kita pakai, dan ada juga public station yg bisa dipake ngenet dengan memasukkan koin 100 yen/10 menit. Berhubung laptopku masih juga error internet connectionnya (walaupun sudah dapat wifi), maka aku putuskan untuk ngenet pakai komputer publik. Sebelum itu sempat aku tuker duit dari JPY10,000-an ke recehan kecil termasuk koin-koin yang bisa kupakai untuk ngenet atau nelpon via telpon umum yang cukup banyak tersedia.

Malam itu, sesuai rencana, aku putuskan untuk menginap di airport Kansai. Karena sudah terlalu malam dan tidak akan sempat mengejar jadwal train dari Osaka sampai ke Kochi. Jadi setelah Internetan sekitar 30 menit dan nelpon kakakku yang tinggal di Jepang, aku ngelayap saja di airport: tour dari lantai 1, ke lantai 2 terus ke 3 dan 4. Lantai 1 tempat ketibaan internasional. Lt. 2 lebih luas dan nyaman. Disitu ada toko2 termasuk toko buku dan convenience store ala 7-eleven. Namanya Low Son. Toko buku sudah tutup pas sekitar jam 9 malam. Berhubung agak lapar, aku ke toko Low Son itu beli nasi tuna bungkus nori 2 buah (harganya sekitar JPY105 (MYR 3.5), pisang ambon (6 buah seharga JPY250), dan air mineral.

Dari situ, makan sebentar, terus cari tempat yang sepi dan enak untuk solat magrib dan Isya. Disana ga ada musola, jadi solat di ruang tunggu/duduk di airport. Setelah makan dan solat, aku cari tempat utk tidur, yaitu di bangku-bangku tempat menunggu. Jam 1.00 am sudah kreyep2 tapi tidak dapat tidur yang enak..

Hari kedua: Kamis, 4 Maret 2010. Simposium SSMS bermula hari ini sampai tgl 6. Ayuk Dewi presentasi hari ini. Aku sendiri baru akan presentasi besok siang sesuai jadwal yg diberikan panitia. Pagi-pagi sekitar jam 7 aku udah keluar airport menuju stasiun kereta yang letaknya pas di depan gerbang airport tersambung dengan pelataran dan atap yang nyaman. 07.27: Naik train dari Statisun JRW (Japan railway West-jalur hijau) Kansai Airport menuju stasiun Shin Osaka. Harga tiket: Y 2500.

Disini kelihatan dress code org Jepun waktu winter kaya gini. Yang cowok kebanyakan pakai jas tebal yang panjang selutut, kalo yg perempuan pake jaket/jas winter, tidak ketinggalan sepatu bootnya. Sepatu boot benar-benar jadi fashion nampaknya.

Pertama kali lihat petugas dan kru kereta pada sopan-sopan banget. Kalo mau negur atau ngecek tiket, mereka akan nyerocos dulu, yg lebih kurang artinya, “selamat pagi, maaf pak/bu, boleh saya lihat tiketnya?) ngga ketinggalan dengan body language khas: membungkuk. Terus kalo ada kru yang mau keluar lewat pintu depan, maka pas sebelum buka pintu dia akan menghadap ke penumpang dulu, lalu membungkukkan badan. Baru abis itu berbalik badan lagi dan buka pintu gerbong.. Begitu juga dengan mbak2 yg bawa kereta dorong jualan snack. Setelah buka pintu antar gerbong, dia membungkuk memberi hormat kepada penumpang.. jadi inget filem Oshin.. 

Pukul 08.37 pagi: Sampai di Okayama, terus menuju loket train Shinkansen utk beli tiket ke Kochi. Harga: JPY 9410. Stasiun Okayama ini sibuk luar biasa. Orang2 banyak yang lari kesna kemari karena pada ngejar kereta. Mirip dengan suasana di KL sentral sekitar jam 8-9 pagi. Tapi yg ini lebih sibuk. Sampe2 mau nanya org jug ga enak. Harus nanya ke petugas baru bisa dapet jawaban yg pas. Mau minta tolong orang fotoin kita? Wah boro2.. hehe 09.09: Train berangkat dari Shin Osaka ke Okayama 09.56: kereta sampai di Okayama. Disitu pindah kereta dari jalur Shinkansen ke jalur local line (turun satu level), ambil kereta kearah Kochi di track 6 10.05: Train berangkat dari Okaya menuju Kochi, dijadualkan sampai terminal Kochi pkl 12.28.

Semoga cerita bersambung…

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s